Hidayah itu manis

August 01, 2016

Setiap orang pasti ingin berubah menjadi seseorang yang lebih baik..
Tapi bukan hanya sekedar ingin.

Kita harus berani memulai, iya memulai menjemput "hidayah"
Semoga awal mula hijrah seseorang ini dapat memberikan motivasi, ini cerita nyata dan valid tapi tidak akan menyebutkan identitasnya aslinya. 



Saat itu usiaku 19 tahun, aku seorang wanita yang terkenal penurut dan tidak neko-neko, pergaulan di sekitarku ku pun juga di lingkungan yang baik-baik walaupun aku bukan di lahirkan dari keluarga agamis. 

Saat itu interaksiku dengan Al-Qur'an memang minim sekali bahkan termasuk salah satu makhluk yang akan binasa oleh gadget. Jadi sebentar2 buka gadget. Tapi entah dari mana dan sejak kapan niat untuk menggunakan hijab itu muncul.

Namun hati seperti merasa belum siap, tidak tahu juga ragu karna takutnya nanti menjadi cibiran orang kalau sampai di buka tutup.
Aku sempat menyatakan keinginanku kepada teman dekatku, dia sudah lebih dulu menutup aurat.
Dia hanya mengatakan "di coba saja, apa salahnya ? itukan lebih baik"
Nanti saja deh, hatinya dulu yang di hijab yang penting kan hatinya baik hehe, jawabku ringan..
temanku hanya tersenyum..

Tapi suatu saat aku bertemu dengan temanku tersebut dengan memakai pakaian yang aneh memang, baju muslim lengan panjang.
"Tinggal hijabnya aja tuh, na" sapanya singkat sambil tersenyum.
Eh, iya juga ya, renungku dalam hati.

Tidak lama berselang, temanku yang sedang proses berhijrah juga walaupun sudah menutup aurat meminjamkan buku Yuk Berhijab, Felix Y Siauw.
Halaman demi halaman aku baca
Buku ini terlihat menarik karena warna dan segi desainnya, buku ini merupakan  buku motivasi, di sajikan dengan ilustrasi kartun yang membuat pembaca tertarik sekaligus mempermudah untuk memahami konten tulisannya.
Yang tak ketinggalan lagi, didalam buku ini Ustadz Felix menyajikan percakapan – percakapan imajinatif ala Ustadz hihihi..
tapi jangan kwatir sobatt bahasa yang di gunakannya jelas dan mudah dimengerti.
Buku ini juga cocok  untuk mereka yang ingin belajar berhijab syar’i secara lugas dan menarik.
Melihat cover belakang buku ini, ada sedikit lucunya ada juga pelajaran yang saya ambil dari gambar kartun itu beserta ajakan Ustadz Felix berhijab.

Ustadz : Yuk, berhijab!

Ukhti : Tapi Ustadz saya masih belum siap nihh!..

Ustadz : Yuk Berhijab

Ukhti : Nanti ajalah nunggu hatinya dihijab dulu

Ustadz : Yuk Berhijab

Ukhti : Nanti deh, kalau udah lulus, terus kerja, gaji 30 juta perbulan, punya suami kaya raya,
anak yang lucu –lucu, rumah mewah, mobil keren, kapal pesiar, keliling dunia, naik haji…

“Boro – boro naik haji, belum sempet  lulus, belum sempet kerja, apalagi punya apa – apa, ehh udah keburu begini “jadi pocong” inilah hijabku yang pertama dan yang terakhir”.


Di dalam buku itu juga di jelaskan bahwa perintah menutup aurat itu wajib dan itu Allah yang perintahkan agar menjaga diri kita sendiri.
Pertama kali membacanya ada rasa bersalah yang mendalam, kenapa baru tahu kalau ini perintah Allah dan wajib hukumnya bagi wanita muslim yang sudah baligh.

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31). 


Hanya ada 3 yang tidak di wajibkan menggunakan hijab
1. Bukan muslim
2. Belum baligh
3. Tidak Berakal
Dan aku sama sekali bukan kriteria yang tidak wajib untuk menggunakan hijab.

Setelah membaca semua isi bukunya, tekad ku semakin mantap. Saat itu juga aku langsung menghubungi temanku untuk menanyakan apakah ada yang menjual hijab yang menutup sampai dada.
Alhamdulillah allah melancarkan semua prosesnya aku perlahan mulai berhijrah walupun tidak mudah, awalnya masih menggunakan celana bahan dengan alasan tidak terlalu membentuk lekuk tubuh saat itu sudah menggunakan hijab syar’i kemudian berangsur-angsur mulai membiasakan menggunakan rok dan gamis.
Rasanya ada yang aneh, iya sungguh aneh.
Rasa nyaman dan lebih terlindungi ketika sudah menggunakan hijab, lebih tenang.
Hidayah itu sebenarnya sudah menghampiri kita kawan, hanya saja kita yang belum mau menjemputnya.
Tapi ada hal lain yang mengganjal proses berhijrah ini.
Aku masih bekerja di sebuah perusahaan swasta dan tidak boleh menggunakan hijab.
Aku berada disini karena memang sebelumnya aku belum menggunakan hijab, Lantas apa yang harus aku lakukan ?

Besok Inshaa Allah akan di sharing lagi kelanjutan real stories nya, semoga memotivasi, menghilangkan keraguan dan memantapkan niat untuk berhijrah karena Allah.
Jangan bosan membaca ya, semoga bermanfaat :)



You Might Also Like

0 Comments