Pertarungan melawan Si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. Siapapun yang menang, semua berakhir di sini, di klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan.
Dalam saga terakhir melawan si Tanpa Mahkota, aku, Seli dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat, yang bersama-sama melewati berbagai rintangan. Memahami banyak hal, berlatih teknik baru, bertarung bersama-sama. Inilah kisah kami. Tentang persahabatan sejati. Tentang Pengorbanan. Tentang ambisi. Tentang memaafkan.
Namaku Raib, dan aku bisa menghilang.
[Kutipan/Quotes]
"Komet Minor" Tere Liye
“Perfettu adalah jalan hidup. Ketahuilah, dunia dipenui oleh siklus
terus-menerus. Tumbuhan muncul dari biji, berkecambah, berdaun, kemudian tumbuh
besar, berbuah, untuk esok harinya keropos tumbang. Hewan-hewan berlarian,
anak-anaknya beranak pinak, meneruskan siklus tersebut. Air menguap menjadikan
hujan, turun ke bumi, untuk besok lusa menguap.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.50)
“Apapun yang tidak
membuatmu hancur, akan membuatmu semakin kuat dan kuat. Kamu adalah petarung
Klan Matahari. Kekuatan adalah milik kalian. Ada di setiap nafas. Ada di setiap
jengkal tubuh.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.64)
“Aku adalah petarung
Klan Matahari, Ra. Kekuatan fisik adalah salah-satu kehebatan kami. Jika kamu
dan Ali bisa berdiri tegak, aku juga akan berdiri tegak Aku akan pergi
kemanapun kamu pergi.”
Seli, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.78)
“Apapun makanan yang
tersedia, tinggal kamu makan, bukan sibuk dikomentari. Apalagi sampai sibuk
kamu foto-foto. Itu norak sekali seperti penduduk klan kalian yang suka pamer
sedang makan apa.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.91)
“Anak gadis tadi
memiliki banyak kekuatan menarik.”
“Salah-satunya, menurut
tebakanku, dia bisa memikat orang lain, membuatnya terpesona menatap wajah
cantiknya. Mungkin itu tidak sengaja, keluar begitu saja sebagai teknik pasif.
Tapi saat keluar, bekerja efektif sekali. Itulah kenapa Ali mendadak
salah-tingkah, dia seperti sedang terhipnotis, seperti dimabuk cinta. Tidak
terbayangkan bukan, seseorang yang bisa berubah menjadi beruang ganas, mendadak
lunglai tak berdaya di depan seorang gadis. Norak dan kampungan sekali.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.113)
“Tapi omong-omong kita
tidak sopan sekali menyebut kata kampungan.”
“Meskipun itu hanya
gaya bahasa, hanya istilah, orang-orang kampung belum tentu mau mereka
disebut-sebut dalam istilah buruk itu. ‘kampungan’. Lagipula jelas mereka belum
tentu ‘kampungan’ seperti Ali tadi.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.113-114)
“Kalian jelas telah
merepotkanku. Juga telah mengganggu malamku yang tenang. Tapi aku tidak akan
membiarkan seorang petualang antar klan mati begitu saja. Harus kuakui, ini
mengesankan. Aku tidak menyangka, rombongan kecil kalian yang terlihat lemah,
telah melewati pertarungan melawan Cacing Pasak. Seru sekali bukan melawannya? Aku
masih bisa mengingat keseruan saat pertama kali berpetualang di klan ini,
belajar banyak hal baru. Dan anak itu, dia berhasil melewati serangan pertama
efek samping racun. Dia jelas bukan petarung biasa, dia memiliki fisik yang
tangguh. Baiklah aku akan kembali ke lantai atas, melanjutkan menikmati malam
dengan bintang-gemintang.”
Tuan Entre, Komet Minor
– Tere Liye (Hal.136)
“Siapa pula yang akan
lapar melihat teman terbaik sedang berjuang habis-habisan antara hidup dan
mati.”
Raib, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.137)
“Menatap wajahnya
lamat-lamat. Entahlah apa yang sedang terjadi di sana, aku tahu Seli tidak akan
pernah menyerah. Dia akan berjuang sampai titik penghabisan.”
“Semua petualangan ini,
kami jauh sekali meninggalkan rumah. Setahun terakhir, kami selalu
bersama-sama, berpetualang ke banyak klan. Seli sahabat yang setia. Dia akan
pergi kemana pun aku dan Ali pergi.”
Raib, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.138)
“Tidak ada yang bisa
menjelaskan kapan pola DNA seperti itu akan muncul, siapa yang akan
memilikinya. Itu tidak ada urusannya dengan keturunan Raja-Raja. Memang benar,
seseorang yang orang tuanya memiliki pola hebat, cenderung akan mewarisi pola
tersebut, tapi itu bukan sebuah jaminan. Karena kalau hanya berhitung secara
matematis, DNA monyet atau DNA buah pisang, memiliki kemiripan 90% dengan
manusia, tapi kehidupan monyet bahkan seperjuta persen tidak mirip dengan
manusia, apalagi pisang, tidak ada miripnya sama sekali. Cukup perbedaan kecil
saja dalam pola DNA, maka sandi genetika sebuah makhluk hidup akan berbeda
jauh.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.140)
“Dari dulu, semua orang
penting Klan Bulan, Klan Matahari, bahkan Faar menganggapku demikian. Seolah aku
adalah solusi masalah sebesar apapun. Entahlah itu sebuah pujian atau beban
tidak berkesudahan dalam hidupku. Lihatlah, malam ini, aku bahkan tidak bisa
membantu Seli. Hanya bisa menunggu sesak.”
Raib, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.141)
“Itu tidak pernah
sebuah beban, Putri Raib. Tidak pernah. Itu adalah kehormatan. Kamu tidak perlu
mencemaskan banyak hal, cukup lakukan yang terbaik. Dan sebagai awal, sungguh
beruntunglah Putri Raib, maksudku bukan beruntung memiliki kode genetik hebat
tersebut, melainkan beruntung memiliki teman-teman terbaik sejak usiamu masih
sangat muda. Kita tidak bisa memilih akan terlahir seperti apa, tapi kita bisa
memilih mau menjadi teman-teman terbaik atau tidak.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.141)
“Tangisku pecah. Aku terisak.
Tidak ada lagi keajaiban yang tersisa. Tidak ada. Tubuh Seli tidak lagi
menyisakan kehidupan. Tidak ada nafasnya, tidak ada denyut nadinya. Ali jatuh
terduduk di lantai. Batozar menghela nafas berat. Aku menatap wajah Seli. Penantian
kami telah tiba diujungnya. Matahari telah terbit, dan Seli tidak bangun. Aku harus
merelakan semuanya.”
Raib, Komet Minior –
Tere Liye (Hal.143)
“Aku menangis tergugu
memeluk tubuh Seli.
Selamat jalan, Seli. Selamat
jalan sahabat terbaikku.
Cahaya matahari
menyiram tubuh Seli.
Tapi ternyata, sungguh
keajaiban itu masih tersisa.
Seli tidak akan pernah
menyerah hingga titik penghabisan. Persis saat tubuh Seli dibungkus oleh cahaya
matahari pagi, sel-sel tubuh terakhirnya melakukan perlawanan. Satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat mejadi delapan, dan seterusnya. Saat aku masih
memeluk tubuhnya, menciumi keningnya, sel-sel dalam tubuhnya terus pulih dengan
cepat, lima belas detik, jari telunjuk Seli bergerak.”
Raib, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.143-144)
“Tapi ada yang lebih
menyakitkan lagi dibanding itu semua.”
“Saat aku terbaring
kaku, aku masih bisa mendengar sekitarku. Aku masih bisa mendengar Raib yang
berseru-seru memanggilku, tapi aku tidak bisa menjawabnya, tidak bisa bilang
jika aku tidak akan pernah menyerah. Mendengar Raib yang berseru cemas…. Mendengar
Raib menangis, dan aku tidak bisa melakukan apapun, hanya terbaring kaku, tidak
bisa menghibur…. Itu sangat menyiksaku.”
“Terima kasih banyak,
Ra. Terima kasih banyak telah mengkhawatirkanku begitu dalam.”
Seli, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.152)
“Batozar melakukannya
dengan semangat, antusiasme, melupakan rasa lelah, melupakan ini hampir pukul
dua pagi, itu sungguh etos kerja yang menakjubkan, saat seseorang melatih
dirinya untuk melampaui pencapaiannya selama ini.”
Raib, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.198)
“Tapi aku tidak akan
mengecewakan pemburu di atas Menara Kelabu. Ini sebuah pertarungan penuh
kehormatan. Jika aku gugur di klan ini, aku akan bangga. Aku telah gugur
setelah melawan seorang Pemburu. Seorang gunslinger.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.200)
“Masa depanku seketika
gelap, segelap mataku. Bagaimana aku bisa menjadi seorang pemburu jika tidak
bisa melihat, aku adalah gunslinger,
penembak jitu, bagaimana aku bisa membidik target dengan mata buta. Putus asa. Kecewa.
Aku pergi meninggalkan ibukota Archantum. Tapi Kay menemuiku, bilang jika
sesungguhnya pemburu yang baik tidak harus bisa melihat. Pemburu yang baik
adalah yang bisa mengetahui kelebihan dan kelemahannya. Melatih kelebihannya,
sekaligus mengatasi kelemahannya, aku tetap bisa menjadi penembak jitu. Kay mengirimku
berlatih bersama kadal-kadal itu, melatih pendengaranku. Kay selalu tahu cara membesarkan
hati orang lain.”
Arci, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.207)
“Bawalah. Aku mempercayakan
benda ini kepada kalian, semoga instingku tidak keliru. Kalian masih muda
sekali, remaja, mungkin seusia anak perempuan Kay dan Nay dulu. Tapi kalian
adalah petualang antar klan yang tangguh. Dan semoga hati kalian senantiasa
baik.”
Arci, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.211)
“Waktuku tidak akan
lama lagi.”
“Kalian tahu, saat
kalian berhasil melatih pendengaran kalian begitu tajam, kalian bahkan bisa
mendengar kematian kalian sendiri datang menghampiri.”
Arci, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.212)
“Aku tidak setuju,
Pengintai. Aku justeru sedang menatapnya sekarang. Di balik wajah menyeramkan
yang sedang kulihat, ada seorang petarung terhormat yang berhasil melewati
bidikanku.”
Arci, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.213)
“Kamu seharusnya lebih
mendengarkan gurumu itu, Ali.”
“Dia pengintai yang
baik. Dia yang mengumpulkan kalian menjadi satu tim, sekolah di sekolah yang
sama, kelas yang sama. Apapun rencananya, kenapa dia melakukannya, dia jelas
mengenali bakat-bakat terbaik di sekitarnya. Kamu seharusnya tidak memanggilnya
Miss Keriting, itu tidak sopan.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.217)
“Master B, sebenarnya
Miss Selena tidak keberatan kami memanggilnya Miss Keriting. Itu panggilan
kesayangan untuknya.”
Seli, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.218)
“Panggilan kesayangan?
Aku tidak mengerti. Kamu sedang mengolok-olok rambutnya, Seli. Di mana letak
sayangnya?”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.218)
“Harus berapa kali
kukatakan, kamu tidak mengenali tabiat anak-anak ini meski pernah satu kapal
dengan mereka. Anak-anak ini keras kepala, sekali mereka telah menetapkan
tekad, jangankan menyerahkan potongan tombak pustaka, bahkan disuruh makan
tepat waktu atau tidur lebih awal saja mereka susah. Namanya juga remaja. Susah
diatur, masa-masa pencarian jati diri.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.222)
“Ingatlah selalu, akan
selalu ada kabar baik setelah kabar buruk.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.236)
“Semakin maju sebuah
klan, penduduknya cenderung semakin simple.”
Ali, Komet Minor – Tere
Liye (Hal.241)
“Kamu adalah penduduk
dunia paralel paling pintar yang pernah kulihat, Ali. Tapi sekaligus paling
menyebalkan. Caramu menjelaskan kepada Seli, pesis seperti sedang menceramahi
anak-anak SD. Itu tidak sopan.”
“Tidak bisakah kamu
menjelaskannya dengan cara lebih baik? Seli tidak sebodoh itu. Dia hanya belum
tahu. Lagipula, Seli adalah sahabatmu, dia mendengarkan penjelasanmu penuh
respek. Lihat wajah Seli, dia bahkan percaya seratus persen semua penjelasanmu.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.244)
“Seperti tidak peduli
seberapa maju teknologi sebuah klan, tetap saja banyak penggila film-film horor
murahan.”
“Film-film seperti ini
di dunia kita, nakutin tidak, ngagetin sih iya. Musiknya memang seram,
tiba-tiba hantunya muncul, bikin jantungan. Tapi ceritanya sih tidak horor. Lebih
sering maksa.”
Ali, Komet Minor – Tere
Liye (Hal.264)
“Aku tidak tahu apa
yang dilakukan oleh pemburu lain, yang aku tahu setelah aliansi pemburu
dibubarkan, aku memutuskan memilih kehidupan baru. Juga nama baru. Sebenarnya bukan
hal yang benar-benar baru juga. Itu tetap duniaku. Yang berbeda adalah, jaman
sudah berubah, orang-orang sibuk dengan layar hologram, sibuk dengan dunianya
sendiri. Aku memutuskan untuk mencemplungkan diri dalam kehidupan mereka. Menjadi
selebritis, artis, pesohor, media darling,
apapun istilahnya. Tidak mudah lagi mengajarkan tentang budaya luhur di jaman
yang berbeda. Generasi sekarang semua serba instan. Apalagi sejarah, mereka
tidak peduli. Tapi itu tantangan tersendiri. Aku harus menyesuaikan banyak hal.”
Lady Oopraah, Komet
Minor – Tere Liye (Hal.279)
“Aku tidak akan banyak
basa-basi, karena itu bukan tabiatku. Usiaku enam belas tahun, tidak ada
rumusnya aku paham tentang definisi keluarga. Maka jika kalian ingin
mendengarkan tentang definisi keluarga dariku, itu sia-sia belaka, aku tidak
tahu.”
Ali, Komet Minor – Tere
Liye (Hal.286)
“Aku tidak tahu apa
definisi keluarga. Saat seorang bayi dilahirkan di tengah badai lautan, saat
kedua orang tuanya tewas saat badai itu, dia kemudian tinggal sendirian di
rumah besar bersama belasan pembantu, dengan ilusi bahwa orang tuanya masih
hidup, bahwa mereka sibuk keluar negeri. Bagaimana mungkin anak kecil itu akan
tahu apa itu definisi keluarga? Omong kosong dia tahu. Tapi dia memilih
menjalaninya. Berhenti bertanya. Berhenti menyalahkan banyak hal.”
“Dia betemu dengan teman-teman baiknya,
berpetualang ke banyak tempat. Saat salah-seorang dari mereka sakit, kesusahan,
yang lain datang membantu. Saat salah-seorang diantara mereka diserang, yang
lain datang melindungi. Bersedia mengorbankan banyak hal demi yang lain. Ikut merasakan
kesedihan, serta berbagi kesedihan, serta berbagi kebahagiaan. Saling mengingatkan
dan saling menjaga. Mereka juga tidak sempurna. Mereka sering bertengkar, melakukan
kesalahan, tapi mereka selalu punya pintu maaf.”
Ali, Komet Minor – Tere
Liye (Hal.288)
“Apa itu definisi
keluarga? Aku tidak tahu. Aku lebih memilih menjalaninya. Mengusir rasa takut
kehilangan. Mengusir rasa takut pulang, takut menyingkap semua masa lalu. Atau mengusir
rasa takut jika esok lusa kekecewaan akan datang. Mengusir semuanya, lantas
memeluknya dengan erat, hari ini, inilah keluargaku. Aku menjalaninya, tidak
akan pernah pusing apa definisinya. Itulah
keluarga menurutku. Terima kasih.”
Ali, Komet Minor – Tere
Liye (Hal.289)
“Melainkan sungguh terima kasih telah mempercayai kami. Itu jauh lebih berharga dibanding apapun.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.291)
“Hanya karena kita tidak suka dengan hasilnya, bukan berarti kita tidak bisa respek atas sebuah pertarungan, Seli. Kita selalu bisa menghormati musuh-musuh kita.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.320)
“Kita harus mengatur strategi, Seli. Tidak masalah mundur satu-dua langkah, untuk maju ribuan langkah.”
Batozar, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.324)
“Kamu ingat, Bor-O-Bdur, Ali. Apa yang dulu dibisikkan Nggalanggeram saat mereka melepas kita pergi? Kamu tidak pernah memberitahuku, Ali. Tapi aku bisa menebaknya. Dia menyuruh kita menjadi orang yang baik, bukan? Saling mendengarkan satu sama lain.”
Raib, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.368)
“Iya, dia membisikkan itu. ‘Ali, selalu dengarkan Seli dan Raib. Jadilah petualang antar klan yang baik. Selalu percaya dengan teman-temanmu’.”
Ali, Komet Minor – Tere
Liye (Hal.368)
“Kalian jauh lebih baik. Ribuan tahun lalu, setelah bertarung nyaris tujuh hari tujuh malam tanpa henti bersama Nay dan pemburu-pemburu lain, akhirnya aku berhasil merebut tombak pusaka itu, lantas tanpa ampun aku membunuh putra sulungku yang telah membuat kerusakan dimana-mana. Kalian tidak. Kalian memilih memaafkan.”
Paman Kay, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.372)
“Kita bertemu lagi setelah sekian lama. Aku ikut menyesal mendengar tentang anak dan istrimu. Aku tahu rasanya kehilangan orang yang disayangi. Tapi di balik wajahmu yang menyeramkan ini, selalu ada seorang pengintai dengan hati yang hangat. Kamu telah menjaga, mendidik, dan menemani anak-anak ini dengan baik. Semoga itu menebus kesalahan-kesalahan yang pernah kamu buat.”
Paman Kay, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.373)
“Lihatlah, tidakkah kamu belajar dari kejadian hari ini? Tidak ada satupun yang gugur hari ini, karena anak-anak ini ternyata punya cara yang berbeda mengatasinya. Bandingkan saat kita dulu berusaha menjadi para pemburu, berlagak sebagai pengatur kedamaian seluruh dunia, kita seolah bisa menentukan hidup mati orang lain. Apa hasilnya? Kesedihan panjang. Puluhan pemburu tewas. Termasuk dua anakku. Kita bahkan tidak mampu menjaga kedamaian di rumah sendiri.”
“Kita tidak pernah tahu
akibat yang telah kita perbuat, Entre. Dampaknya ke kehidupan berikutnya dan
berikutnya lagi. Hanya karena sesuatu itu terlihat buruk, tidak otomatis jadi
buruk betulan. Pun sebaliknya, hanya karena sesuatu terlihat baik, tidak
otomatis memang baik sesungguhnya. Boleh jadi ada hikmah yang tersembunyi, yang
tidak kita pahami. Biarlah dunia paralel menjaga keseimbangannya.”
Paman Kay, Komet Minor –
Tere Liye (Hal.375)