Pict from Instagram @meinplatzzz |
Awal gue baca buku ini, jujur gue kaget karena kalau dibaca dari sinopsisnya atau di beberapa toko online seperti Akalpa yang pernah gue baca sewaktu mereka open pre order untuk buku Selamat Tinggal lebih me-highlight pendakian gunung.
Oiya review gue mungkin sedikit mengandung spoiler, jadi yang nggak terlalu suka boleh di skip ya, karena reviewnya berdasarkan dari apa yang gue rasakan setelah baca buku ini. my honest opinion, Bang Tere melalui buku ini ingin menyuarakan atau menyampaikan sesuatu yang menjadi permasalahan yang kayaknya nggak menemukan titik terang, apa sih emangnya?
Produk bajakan, kepalsuan hidup, politik (tapi tidak terlalu banyak dibahas), mengambil hak orang lain.
Ada juga perjalanan mahasiswa tingkat akhir menyelesaikan skripsi, namanya Sintong, dan bagi kalian yang mempunyai cita-cita menjadi penulis bisa jadi relate untuk kalian yang akan atau sedang diproses yang sama.
Halaman demi halaman gue baca, gue kayak berasa ditampar aja even gue nggak melakukan hal yang sama untuk buku, gue selalu berusaha untuk beli buku asli, tapi kalau untuk film atau drama korea sih seringnya pasti nunggu link haram untuk download, itu dulu. Sekarang dengan banyak banget yang menyuarakan tentang hali ini, dan gue tau yang gue lakukan salah, karena merugikan banyak pihak jadi sudah mulai meninggalkan untuk download dari link haram.
Ada yang sama kayak gue? Pasti ada.. kita pasti ngelewatin proses dari yang enggak tau kalau ternyata download kayak gitu termasuk pembajakan, jadi tau, berproses untuk mengurangi godaan untuk download dari link haram dan menggunakan aplikasi berbayar untuk nonton yang sekarang dari segi harga pun sudah banyak bersaing dari affordable dan bisa dengan cara sharing account bahasa simplenya patungan. Sekarang banyak banget one way or another dengan diiringi perkembangan teknologi yang mempermudah kita.
Di dalam buku ini Bang Tere menyuarakan sekali tentang itu, tentang ada berapa banyak hak orang lain yang kita ambil kalau kita menggunakan atau melakukan sesuatu dengan membajak produk aslinya, makanya gue sempet ngerasa kalau plotnya sedikit lambat, gue ngerasa kayak Bang Tere pingin apa yang disampaikan bener-bener kita pahami dan nempel di otak kita, bukan sekadar baca, merasa tertampar atau bahkan ada yang tersinggung, marah karena berasa dibuka kartunya, ada yang ingin berubah tapi maju – mundur, maka dari awal sampai akhir buku ini ingin kita bener-bener berubah, repetisi tentang pokok permasalahan selalu ada diberbagai bab.
Perkembangan atau konflik antar tokoh yang ada di dalamnya termasuk sedikit tapi tidak mengurangi peran mereka untuk menyampaikan pesan tersurat kepada kita pembaca. Sepertinya sih akan ada kelanjutan dari buku ini, tapi seandainya perkiraan gue salah setidaknya buku ini menurut gue berhasil untuk menyampaikan keresahan yang dirasakan oleh kita yang beberapa karya pernah dibajak atau dicopy oleh orang lain, mahasiswa yang struggling untuk lulus kuliah, untuk petinggi di negara kita yang seringnya merugikan rakyat, untuk kita yang seringnya menutupi kesedihan dan berpura-pura bahagia.
Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.
Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal” suka berbohong, “Selamat Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal” sifat-sifat buruk lainnya.
Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh “Selamat Tinggal” kepalsuan hidup.
Selamat membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainnya. Semoga inspirasinya menyebar luas.
Itu adalah sinopsis dari buku Selamat Tinggal, dan di sinilah gue sekarang, sharing dengan review singkat dan apa adanya yang nggak nyangka kalau ada topik-topik cukup berat yang diangkat Bang Tere, sambil sesekali membayangkan gimana perasaan yang sedang baca buku Selamat Tinggal versi bajakan, apakah berhenti atau tetap melanjutkan baca? *uhuk
Akhir kata, gue berterima kasih kepada Bang Tere yang sekali lagi mencoba menyuarakan keresahan yang ada, yang dirasakan oleh beberapa orang. Untuk yang baru mau baca, selamat membaca, semoga pesan yang mau disampaikan Bang Tere juga delivered ke kalian dan berdampak positif membawa perubahan ke kehidupan yang kita jalani, jangan lupa untuk sebarkan lagi ke orang lain ya! 😊
***
Kalau kalian mau sharing atau tuker-tukeran referensi buku untuk dibaca atau direview boleh banget untuk follow instagram gue yang khusus untuk share buku, bisa langsung klik di sini @meinplatzzz, nanti akan gue follow back.